Rabu, 26 Januari 2011

“Hadist Yang berhubungan dengan Najis dan Hadas”


Ø Sabda Rasulullah Saw:
“Cara  mencuci bejana milikmu bila dijilat  anjing ialah dengan membasuhnya tujuh kali yang pertama dengan tanah” (R. Bukhari & Muslim)

Ø Sabda Rasulullah Saw:
     “bila anjing menjilat bejana salah seorang diantara kamu, basuhlah tujuh kali dan gosoklah pada kali yang kedelapan dengan tanah” (R. Muslim dan Abu

Ø Hadist dari Ibnu Mas’ud:
     “Bahwa Nabi saw. Ketika selesai buang air besar, diberi dua buah batu dan sepotong tahi kering untuk alat istinjak. Beliau mengambil kedua batu dan membuang tahi kering seraya berkata: “tahi kering itu adalah najis” (R. Bukhari dan Muslim)
    
Ø Sabda Rasulullah Saw:
“Aku tidak menerima shalat seseorang yang berhadas sampai ia berwuduk” (R. Bukhari dan Musllim)

Ø Sabda Rasulullah Saw:
“Tidak boleh orang junub dan orang haid membaca sesuatu dari alqur’an”
(R. Turmuzi, Abu Daud dan Ibnu Majah dari Ali Bin abi Thalib)

Ø Sabda Rasulullah Saw:
“Janganlah orang yang sedang haid dan orang yang sedang nifas membaca seseuatu dari Al_qur’an” (R. Daruqutni dari Ibnu Umar)

Ø Sabda Rasulullah Saw:
“Saya tidak menghalalkan masjid bagi orang yang haid dan junub” (R. Abu Daud)



Ø Hadist dari Abu Said al_Khudri:
“Bukankah bila wanita haid, ia tidak shalat dan tidak puasa?” mereka menjawab : “benar.” Kata Rasulullah: “itulah kekurangan agama wanita” (R. Bukhari)
      
       Wanita haid wajib mengganti puasa yang tertinggal selama haid, tetapi tidak wajib m,engganti shalat. Ketika hal itu ditanyakan kepada Aisyah, ia menjelaskan:
“saya pernah mengalami haid di masa Rasulullah, saya disuruh mengganti puasa tetapi tidak disuruh mengganti shalat” (R. Jamaah Ahli Hadist)
      
       Ketrika Umar bin Khattab bertanya kepada Rasulullah tentang kasus anaknya (Ibn Umar) yang telah menceraikan  Istrinya yang sedang haid, Rasulullah menjawab:
“Suruh ia merujuk istrinya,hendaklah ia menahan dirihingga istrinya suci kemudian haid lagi kemudian suci lagi, sesudah itu bila ia ingin, boleh ia melanjutkan perkawinan itu atau menceraikannya sebeelum disetubuhinya. Demikianlah iddah yang diperintahkan Allah bagi wanita yang diceraikan dalam keadaan itu” (R. Bukhari dan Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar